Its will be my last letter from Japan. Guess what’s the reason? I will move to your country soon. We can be friend in real life. I will send you an email when i arrives there. See you.
Itulah sepenggal isi suratnya tiga bulan lalu. Dan hingga hari ini aku belum menerima surat lainnya ataupun email. Bahkan aku cek sosial medianya, tak ada satupun yang di-update dalam tiga bulan ini. Kemana dia ya? Apakah masih menyesuaikan diri dengan Indonesia?
“Ngelamun aja.” Arka membuyarkan lamunanku. “Minum dulu nih selagi masih hangat.” Katanya sambil memberikan cangkir.
Cokelat panas? Rasanya pas, tidak terlalu manis ataupun pahit. Sesuai seleraku.
“Belajar dari mana cara buatnya?”
“Rahasia.” Katanya sambil mengedipkan mata.
Satu kejutan kecil lagi dari Arka. Setelah kemarin dia memilihkan menu Soto untukku karena tahu itulah makanan kesukaankau.Dan sebelumnya dia memberikan aku puluhan Gotochi-nya Jepang karena tahu aku mengoleksinya. Dan hal lainnya yang hanya orang terdekat tahu. Setiap ditanya tahu darimana, “Agen rahasia” selalu itu jawabannya.
Padahal aku baru mengenalnya satu bulan. Itupun dimulai dengan tragedi memalukan-diri-sendiri itu.
“Pasti dari agen rahasia lagi.” tebakku.
Dia tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya yang rapih dan putih. Ah sudahlah, dia masih belum mau memberitahuku.
“Ar, aku ke toilet dulu ya.”
“Tahu tempatnya kan?”
Aku menjulurkan lidah untuk menjawabnya. Ini kan bukan pertama kalinya aku kesini.
Kamar mandi Arka selalu bersih dan rapih seperti ruangan lainnya. Semua barang tertata rapi dan pada tempatnya. Dan sepertinya Arka mengoleksi macam-macam sabun karena ada belasan sabun dengan berbagai bentuk dan warna tertata rapi di rak khusus di dinding. Eh, sepertinya aku kenal sabun berbentuk bunga warna biru ini deh. Tuh kan, ada ukiran inisial aku di sabunnya. Ini kan sabun yang aku buat khusus untuk sahabat-sahabat penaku. Kenapa bisa ada di Arka?
“Ar, kamu dapat dari mana sabun ini?” tanyaku sambil memperlihatkan sabun itu ke hadapan Arka.
Arka mengambil sabun itu dari tanganku dan tersenyum. Dia menepuk sofa di sebelahnya, memintaku duduk di sana.
“Sepertinya aku akan memberitahukanmu sekarang.” Katanya dan langsung masuk ke kamar meninggalkanku duduk sendirian di sofa.
Apa maksudnya? Otakku sudah terlalu lelah untuk berpikir saat ini.
Tak lama kemudian Arka datang dan membawa box berukuran sedang. Diberikannya box itu padaku.
“Buka aja.” Katanya sambil duduk kembali di sebelahku.
Perlahan aku membuka kotak itu. Isinya adalah satu file folder dan benda-benda yang kukenali pernah kuberikan untuk sahabat penaku.
“Apa maksudnya?” aku masih belum mengerti.
“Baca aja.”
Kubuka file folder itu dan what a surprise! Isinya adalah kertas yang penuh tulisan tanganku. Diurutkan berdasarkan tanggal penerimaan suratnya. Jangan-jangan Arka itu adalah Antares? Sang Japanese sahabat penaku yang pindah ke Indonesia.
“Finally, we can be friend in real life.” Katanya sambil memberikan senyum terindahnya.
Senyum itu menular padaku, “Welcome to Indonesia then Arkadi Antares.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan comment kalian ya sob....but, don't spaming yupz...